WAYANG PUNAKAWAN

Semar

Semar

Gareng

Gareng

Petruk

Petruk

Bagong

Bagong

Semar adalah nama tokoh utama dalam Punakawan di pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wiracarita Bharatayudha dan Ramayana. Meski demikian, nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut yang berbahasa Sanskerta karena tokoh ini merupakan ciptaan pujangga Jawa dalam konteks pewayangan budaya Jawa.

Gareng adalah tokoh Punakawan yang berkaki pincang. Diceritakan bahwa tumit kanannya terkena semacam penyakit bubul. Hal ini merupakan sebuah sanepa dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam bertindak. Selain itu, cacat fisik Gareng yang lain adalah tangan yang ciker atau patah. Ini adalah sanepa bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak milik orang lain.

Petruk adalah tokoh Punakawan dalam pewayangan Jawa yang merupakan keturunan Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata dari India. Keberadaan tokoh ini dalam dunia pewayangan merupakan ciptaan asli masyarakat Jawa. Di ranah Pasundan (Jawa Barat), tokoh Petruk lebih dikenal dengan nama Dawala atau Udel.

Bagong / Ki Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh Punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Tokoh ini dikisahkan sebagai anak bungsu Semar. Dalam pewayangan Sunda juga terdapat tokoh Punakawan yang identik dengan Bagong, yaitu Cepot atau Astrajingga. Namun bedanya, menurut versi ini, Cepot adalah anak tertua Semar. Dalam wayang Banyumasan, Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor.