WAYANG - WAYANG

Sanghyang Tunggal

Sanghyang Tunggal merupakan putra dari Sanghyang Wenang dengan Dewi Sahoti, putri Prabu Hari di tanah Keling negara Hindu. Berpermaisurikan Dewi Darmani (mempunyai putra Sanghyang Rudra/Dewa Esa, Sanghyang Dewanjali, dan Sanghyang Darmastuti) dan Dewi Wirandi (Sanghyang Tejamaya, Sanghyang Ismaya, dan Sanghyang Manikmaya). Ia memiliki saudara bernama Sanghyang Wening/Hening dan Dewi Yati. Ia berkhayangan Alangalangkumitir. Ia juga mempunyai beberapa pusaka yaitu Retnadumilah, Cupu Manik Astagina, Lata Mausadi/Maha Usadi dan Kayu Rewan.

Sang Hyang Tunggal

Dewi Lara Wangen

Dewi Titisari / Dewi Sitisari

Parkan

Parkan

Dewi Titisari adalah putri Sri Kresna dengan permaisuri Dewi Rukmini, putri Arya Prabu Rukma yang bergelar Prabu Bismaka setelah menjadi raja di kerajaan Kubina. Dewi Sitisari kemudian dijodohkan dengan Bambang Irawan, putra Arjuna dengan Dewi Ulupi.

Sekar Pundhak

Hagnyanawati

Gandawati

Dresanalawati

Dalam cerita pewayangan, Dewi Puspa Pundak Tunjungbiru adalah kejahatan seorang berpangkal tujuh Bidadari upacara Suralaya yang terbentuk berpangkal: Dewi Supraba, Dewi Lenglengdanu, Dewi Irimirin, Dewi Gagarmayang, Dewi Wilutama, Dewi Warsiki dan Dewi Tunjungbiru sendiri. Karena kecerdasannya dan sifatnya yang murah hati, hormat dan penyabar, Dewi Tunjungbiru diperintahkan oleh Sanghyang Manikmaya/Batara Guru menjelang terperosok ke marcapada, menjelma/sabak seperti anggota Bathara Kandikota (terperosok ke-empat berpangkal Sanghyang Darmajaka).

Dewi Hangyanawati atau Yadnyanawati adalah buah hati Prabu Narakasura. Ia bertampang sangat cakap dan memegang hukum perwatakan lembut, sederhana, setia budi, penuh hidayah dan teguh bagian dalam pendirian. Dewi Hagnyanawati adalah titis Batari Dermi. Ia merupakan istri dari Boma dan memperoleh putra bernama Prabu Kismaka, raja negara Prajatisa.

Dewi Gandawati adalah putri Prabu Gandabayu, raja negara Pancala. Ia kemudian dikawinkan dengan Arya Sucitra, yang ketika Prabu Gandabayu meninggal, Sucitra naik tahta menjadi raja kerajaan Pancala dengan gelar Prabu Drupada. Ia dikaruniai tiga orang putra bernama Dewi Drupadi, Dewi Wara Srikandi, dan Drestadyumna /Trustajumena.

Dewi Dresanala adalah salah satu putri Batara Brama. Arjuna membunuh Prabu Niwatakakaka dan mengabdi kepada para dewa, maka Dewi Dresanala menikahi Arjuna sebagai imbalan atas pengabdiannya. Pernikahan tersebut menghasilkan seorang anak bernama Wisangeni.

Dewi Tapayaki

Kumbakarna Mata Loro

Kumbakarna Mata Siji

Prabu Tremboko

Arya Kumbakarna merupakan putra begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Ia memiliki saudara bernama Rahwana, Dewi Sarpakenaka, dan Arya Wibisana. Ia bertempat tinggal di negara Leburgangga. Ia berpermaisurikan Dewi Aswani dan memperoleh keturunan bernama Kumbakumba dan Aswanikumba. Seorang raksasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira.

Arya Kumbakarna merupakan putra begawan Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Ia memiliki saudara bernama Rahwana, Dewi Sarpakenaka, dan Arya Wibisana. Ia bertempat tinggal di negara Leburgangga. Ia berpermaisurikan Dewi Aswani dan memperoleh keturunan bernama Kumbakumba dan Aswanikumba. Seorang raksasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira.

Prabu Kala Tremboko/ Prabu Arimbaka adalah seorang raja raksasa kerajaan Pringgadani. Ia berpermaisurikan bemama Hadimba. Ia memiliki putra Arimba/Hidimba, Dewi Arimbi/Hidimbi, Arya Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa, dan Kalabendana.

Maesasura

Patih Prahasta

Bajadenta

Brajamusti

Prabu Maesasura adalah raja negara Gua Kiskenda. Ia berwujud raksasa berkepala kerbau. Dalam masanya ia didampingi oleh patih Lembusura. Ia mempunyai saudara seperguruan bernama Jatasura yang jika hanya Maesasura tewas, maka dapat hidup kembali dengan dilompati Jatasura, begitu juga sebaliknya.

Prahasta adalah putra Prabu Sumali, raja negara Alengka. Ia merupakan saudara Dewi Sukesi.

Brajadenta adalah putra ketiga Prabu Arimbaka. Ia merupakan adik dari Prabu Arimba dan Dewi Arimbi dari Pringgandani. Brajadenta sendiri artinya bersenjata gading. Brajadenta pernah memberontak untuk menguasai Pringgandani namun dapat ditindas oleh Gatotkaca.

Brajamusti adalah anak kelima dari Prabu Arimbaka. Arti Brajamusti sendiri adalah bersenjata terus. Ia ikut serta dalam perebutan kekuasaan Pringgandani, membantu Brajadenta namun kalah. Pada akhirnya ia mati sempurna dalam perang Baratayuda babak ke IV.

Patih Sekipu ( Buto Enom)

Bogadenta / Bogadatta

Kurupati Ratu

Kurupati Pangeran

Sekipu merupakan utusan Prabu Pacrona yang akhirnya mati dibinasakan Gatotkaca.

Bogadenta terjadi dari ari-ari Kurawa. Dalam lakon “Timbangan”, diceritakan Bogadenta terpental karna tekanan Bima dan jatuh di negara Turilaya yang akhirnya menjadi raja negara tersebut. Akhir hidupnya ia gugur dalam perang Baratayuda oleh Pasopati Arjuna.

Wisata

Kakrasana

Kencakarupa

Rupakenca

Wisata/ Raden Wisata adalah putra dari Prabu Baladewa, yaitu pemimpin negara Mandura dengan permaisurinya, Dewi Erawati, putri Prabu Salya raja kerajaan Mandaraka. Ia mempunyai saudara kandung bernama Wimuka.

Kakrasana/ Prabu Baladewa adalah putra sulung dari Prabu Basudewa, raja Mandura dengan istrinya yang bernama Dewi Mahendra. Ia dilahirkan kembar dampit dan merupakan kakak dari Narayana (Kresna). Ia berkulit putih dan Narayana berkulit hitam maka keduanya disebut gondangkasih. Kakrasana merupakan penjelmaan dewa Basuki. Ia sangat mahir menggunakan gada dan merupakan guru dari Duryudana dan Bima. Kakrasana yang beristrikan Dewi Erawati mempunyai dua putra yaitu Wisata dan Wimuka/Wilmuka.

Kencakarupa atau Kecaka (Mahabharata) adalah putra angkat Resi Parasara, raja Gajahoya, dengan Dewi Durgandini, putri Prabu Basukesti raja negara Wirata. Kencakarupa tercipta dari kemudi perahu yang pecah terbentur batu besar, yang digunakan Resi Parasara dan Dewi Durgandini menyeberangi sungai Gangga.

Rupakenca atau Upakenca (Mahabharta) adalah putra angkat Resi Parasara dengan Dewi Durgandini, yang sedang sakit. Ia tercipta dari buritan perahu yang pecah. Adalagi saudara – saudaranya yang terjadi dari mala penyakit Dewi Durgandini yaitu Dewi Rekatawati, Rajamala, Arya Setatama, dan Arya Gandawana.