WAYANG - WAYANG

Janaka

Prabu Janaka (nama lain Arjuna) adalah raja negara Mantili, ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka adalah seorang raja yang adil, bijaksana, berhati lurus, dan bersih. Ia memiliki busur pusaka kenegaraan yang menjadi syarat dalam sayembara lamaran Dewi Sinta. Dalam sayembara, Sri Rama memenangkannya dengan sanggup merentangkan busur dan melepaskan anak panah mengenai tujuh buah pohon tar. Sayembara tersebut bertujuan agar Dewi Sinta kawin dengan titisan Batara Wisnu.

Janaka

Janaka

Janaka

Janaka

Janaka

Prabu Janaka (nama lain Arjuna) adalah raja negara Mantili, ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka adalah seorang raja yang adil, bijaksana, berhati lurus, dan bersih. Ia memiliki busur pusaka kenegaraan yang menjadi syarat dalam sayembara lamaran Dewi Sinta. Dalam sayembara, Sri Rama memenangkannya dengan sanggup merentangkan busur dan melepaskan anak panah mengenai tujuh buah pohon tar. Sayembara tersebut bertujuan agar Dewi Sinta kawin dengan titisan Batara Wisnu.

Prabu Janaka (nama lain Arjuna) adalah raja negara Mantili, ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka adalah seorang raja yang adil, bijaksana, berhati lurus, dan bersih. Ia memiliki busur pusaka kenegaraan yang menjadi syarat dalam sayembara lamaran Dewi Sinta. Dalam sayembara, Sri Rama memenangkannya dengan sanggup merentangkan busur dan melepaskan anak panah mengenai tujuh buah pohon tar. Sayembara tersebut bertujuan agar Dewi Sinta kawin dengan titisan Batara Wisnu.

Prabu Janaka (nama lain Arjuna) adalah raja negara Mantili, ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka adalah seorang raja yang adil, bijaksana, berhati lurus, dan bersih. Ia memiliki busur pusaka kenegaraan yang menjadi syarat dalam sayembara lamaran Dewi Sinta. Dalam sayembara, Sri Rama memenangkannya dengan sanggup merentangkan busur dan melepaskan anak panah mengenai tujuh buah pohon tar. Sayembara tersebut bertujuan agar Dewi Sinta kawin dengan titisan Batara Wisnu.

Prabu Janaka (nama lain Arjuna) adalah raja negara Mantili, ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka adalah seorang raja yang adil, bijaksana, berhati lurus, dan bersih. Ia memiliki busur pusaka kenegaraan yang menjadi syarat dalam sayembara lamaran Dewi Sinta. Dalam sayembara, Sri Rama memenangkannya dengan sanggup merentangkan busur dan melepaskan anak panah mengenai tujuh buah pohon tar. Sayembara tersebut bertujuan agar Dewi Sinta kawin dengan titisan Batara Wisnu.

Janaka

Janaka

Gendreh Kemasan

Sumantri

Prabu Janaka (nama lain Arjuna) adalah raja negara Mantili, ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka adalah seorang raja yang adil, bijaksana, berhati lurus, dan bersih. Ia memiliki busur pusaka kenegaraan yang menjadi syarat dalam sayembara lamaran Dewi Sinta. Dalam sayembara, Sri Rama memenangkannya dengan sanggup merentangkan busur dan melepaskan anak panah mengenai tujuh buah pohon tar. Sayembara tersebut bertujuan agar Dewi Sinta kawin dengan titisan Batara Wisnu.

Prabu Janaka (nama lain Arjuna) adalah raja negara Mantili, ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka adalah seorang raja yang adil, bijaksana, berhati lurus, dan bersih. Ia memiliki busur pusaka kenegaraan yang menjadi syarat dalam sayembara lamaran Dewi Sinta. Dalam sayembara, Sri Rama memenangkannya dengan sanggup merentangkan busur dan melepaskan anak panah mengenai tujuh buah pohon tar. Sayembara tersebut bertujuan agar Dewi Sinta kawin dengan titisan Batara Wisnu.

Di Negeri Wirata R. Seta, R. Utara, R. Wiratsangka dan Patih Nirbita sedang menghadap Prabu Matswapati untuk membicarakan tentang hadiah yang akan diberikan kepada Raden Arjuna ( Pandawa ) mengingat banyak jasa-jasa Pandawa kepada negara Wirata. Atas kesepakatan bersama, maka Dewi Utari putri Wirata dianugrahkan sebagai hadiah kepada R. Arjuna, namun Dewi Utari bersedia dijadikan hadiah apabila Pandawa mampu menjujung/mengangkatnya. Untuk itu semua keluarga Pandawa mencoba menggendong/ mengangkatnya, akan tetapi tak satupun mampu mengangkat Dewi Utari, akhirnya atas petunjuk Prabu Kresna R. Abimanyu diperintahkan ikut sayembara junjung, dengan mengeluarkan sekuat tenaga R. Abimanyu mampu mengangkat Dewi Utari tanpa kesulitan. Maka dengan demikian R. Abimanyulah yang berhak memiliki Dewi Utari.

Sumantri/Raden Suwanda adalah putra wiku Suwandagni di padepokan Argasekar/Ardisekar, dari ibu Dewi Darini. Bambang Sumantri adalah seorang kesatria dalam tokoh wayang yang memiliki paras tampan dan senjata pemusnah angkara murka, Cakrabaskara. Bambang Sumantri memiliki seorang adik yang wajahnya menyerupai raksasa, yang bernama Bambang Sukrasana.

Barata

Drestarastra

Yamawidura

Dewabrata

Barata lahir sebagai putera dari pasangan Duswanta dan Dewi Sakuntala (Mahabarata). Duswanta adalah seorang raja mahsyur dari Kerajaan Kuru, sedangkan Sakuntala adalah puteri bidadari Menaka yang tumbuh dalam asuhan Resi Kanwa. Selanjutnya Prabu Barata berputra Sahotra dan dua belas keturunannya kemudian, sampai kepada Resi Bisma, pahlawan Astina yang termashur.

Drestarastra adalah ayah dari kurawa. Ia adalah putra Bawagan Wiyasa Kresnadwipayana raja Astina, dengan Dewi Ambika. Sejak lahir ia mempunyai cacat netra, tidak dapat melihat atau buta. Ia mempunyai dua adik dari ibu yang berbeda yaitu Pandudewanata dan Yamawidura. Nama lain dari Destarastra adalah Raden Kuru. Istrinya bernama Dewi Gendari. Dewi Gendari hanya bersalin sekali namun berwujud darah kental yang kemudian diahancurkannya menjadi berjumlah 100.

Widura dalam pedalangan lebih dikenal dengan nama Yamawidura. Ia adalah putra Prabu Kresna Dwipayana, raja negara Astina dengan Dewi Datri. Widura mempunyai istri Dewi Padmarini, putri Prabu Dipacandra dan mempunyai putra bernama Sanjaya dan Yuyutsuh.

Dalam pedalangan merupakan sebutan lain dari Bisma. Ia adalah putra Prabu Santanu, raja negara Astina, dengan Dewi Gangga. Bisma tidak kawin karena brahmacari. Ia memiliki watak berbakti pada ayahnya, sayang pada keluarganya, dan memegang teguh janji.

Satrugna

Parikesit

Prabu Kusuma

Darmakusuma

Parikesit merupakan putra Abimanyu dengan Dewi Utari, putri Prabu Matswapati/Durgandana, raja negara Wirata. Ia merupakan anak yatim karna ayahnya gugur di perang Baratayuda. Saat masih bayi ia membunuh Aswatama yang akan membunuhnya hanya karna kaki Parikesit menyentuh Pasopati, sehingga Pasopati meluncur mengenai Aswatama hingga mati. Parikesit diangkat Pandawa sebagai raja Astina dengan gelar Prabu Dwipayana. Ia mempunyai lima permaisuri yaitu Dewi Puyangan, Dewi Gentang, Dewi Satapi/Dewi Tapen, Dewi Impun, dan Dewi Dangan serta berputra delapan yang masing-masing bernama Ramayana dan Pramasta, Dewi Tamioyi, Yudayana dan Dewi Prawasti, Dewi Niyedi, Ramaprawa dan Wara Basanta.

Prabu Darmakusuma merupakan gelar Puntadewa/Yusistira karna ia adalah titisan Batara Darma, Dewa Keadilan. Di sisi lain gelar tersebut didapatkannya karna berwatak sabar. iklhas, percaya atas kuasa Tuha, tekun beragama, tahu balas guna, dan selalu adil dan jujur.

Sriganti

Bambang Purwaganti

Dewabrata

Dewi Sanjang Nyurasa

Bathara Sriganti merupakan putra sulung Sanghyang Wisnu dengan permaisuri Dewi Srisekar/Dewi Sri Widowati. Ia memiliki 2 orang saudara kandung masing-masing bernama Bathara Srinada yang turun ke Arcapada sebagai raja negara Wirata bergelar Prabu Basurata, & Bathari Srinadi. Bathara Srigati jua memiliki 15 orang saudara seayah lain ibu, putra-putri Dewi Pratiwi & Dewi Sri Pujayanti. Bathara Srigati sangat sakti. Ia pernah dimintai tolong ayahnya Sanghyang Wisnu yg sebagai raja pada negara Medangkamulan bergelar Prabu Satmata, buat membinasakan Prabu Watugunung raja negara Gilingwesi yang selain berani menyerang Suralaya juga sudah bertindak jahat mengawini bunda kandung & bunda tirinya.

Purwagati adalah putra Anoman, monyet putih yang sebagai pertapa pada pertapaan Kendalisada, dengan Dewi Purwati, putri resi Purwapada di pertapaan Andonsumawi. Purwaganti merupakan kesatria yang gagah berani, cerdik pandai, tangkas, baik tingkah lakunya & selalu memegang teguh rasa keperwiraannya. Pada waktu itu Purwaganti yang sedang mencari ayahnya, Anoman. Ia bepergian bertemu dengan Prabu Kresna. Ia dijanjikan akan dipertemukan dengan ayahnya jika sanggup mengalahkan Patih Dasagriwa dari negara Purwantara yang ingin menaklukkan Pandawa & Kurawa atas perintah rajanya, Prabu Dewakusuma. Dan akhirnya ia pun mengalahkan Dasagriwa dan dapat bertemu dengan ayahnya.

Dalam pedalangan merupakan sebutan lain dari Bisma. Ia adalah putra Prabu Santanu, raja negara Astina, dengan Dewi Gangga. Bisma tidak kawin karena brahmacari. Ia memiliki watak berbakti pada ayahnya, sayang pada keluarganya, dan memegang teguh janji.

Sanghyang Nurcahya

Bayen (Bayi Lanangan)

Bayen (Bayi Lanangan)

Bayen (Bayi Putri)

Sanghyan Nurcahya adalah ayah dari Sanghyang Nurrasa, dari ibu Dewi Nurrini. Dalam pedalangan, ia mempunyai nama lain yaitu Sayid Anwar.