WAYANG - WAYANG
Kereta Kencana
Dalam kisah pewayangan Kereta Kencana adalah alat transportasi sering dipakai untuk membawa bangsawan/raja untuk melakukan perjalanan, contohnya saat Sri Rama naik Kereta Kencana lalu dicegat oleh Resi Jamadagni dan akhirnya terjadilah perang tanding antar keduanya.
Jayadrata
Patih Nirbita
Patih Tuhayata
Podangbinorehan
Jayadrata merupakan anak angkat Resi Sempani. Ia memiliki kekuatan setara dengan Bima karena sesungguhnya tercipta dari bungkus Bima yang terlahir dalam bentuk telur. Berkat kecerdikan Sengkuni, ia bergabung dengan Kurawa dan diberi kedudukan tinggi, bahkan dinikahkan dengan Dewi Dursilawati yang merupakan bungsu Kurawa.
Patih Nirbita memiliki nama lain Arya Nirbita, ia adalah putra Arya Setatama putra angkat Resi Palasara dengan Dewi Durgandini/Dewi Setyawati.
Patih Nirbita diangkat menjadi patih negara Wirata menggantikan kedudukan ayahnya. Selain sakti, Arya Nirbita sangat pandai bermain gada dan senjata trisula. Arya Nirbita memiliki sifat dan perwatakan : jujur, setia, patuh pada perintah dan sangat berbakti kepada negara dan rajanya.
Patih Tuhayata/Arya Tuhayata adalah patih kerajaan Madraka/Mandraka/Mandaraka sejak jaman Prabu Mandradipa bertakhta, kemudian digantikan oleh Prabu Mandrapati hingga Prabu Salya.
Ia berwatak sangat jujur dan sangat patuh kepada kewajibannya serta setia terhadap raja serta negara.
Podangbinorehan merupakan putra dari Slagahima, ia juga merupakan tentara dari negeri Jodipati.
Durta (Kurawa)
Lembusura
Buto Cakil
Temunggung Durwajaya
Merupakan salah 1 dari 100 kurawa, merupakan putra Prabu Drestarastra raja Astina, dengan Dewi Gendari.
Lembusura adalah patih negara Guwa Kiskenda dibawah kekuasaan pemerintahan Prabu Maesasura. Ia Berwujud rakasasa berkepala lembu, lalu ia tewas oleh Sugriwa dalam peristiwa Guwa Kiskenda.
Buto Cakil adalah bagian dari 4 sekawan buto/raksasa diantaranya Buto Pragalba, Buto Rambut geni dan Buto Terong.
Buto Cakil memiliki bentuk fisik yang menyeramkan sesuai dengan karakteralistik bangsa raksasa yang menyeramkan dan buas. Namun bentuk fisik Buto Cakil ini memiliki Ciri khas yaitu rahang bagian bawahnya lebih panjang dari rahang atasya.
Pradiya
Citraksi
Aswatama
Durprakempa (Kurawa)
Raden Citraksi merupakan putera Prabu Dastarastra di Hastinapura, raut mukanya mirip seperti Raden Citraksa, dan ia terhitung seorang Kurawa yang terkemuka. Dalam perang Baratayudha ia tewas oleh Pandawa.
Citraksi berwatak: sok tahu, congkak dan keras hati. Ia memiliki ciri khas atau keunikan, ketika dia berbicara dia gagap
Aswatama adalah putra tunggal Brahmana Drona dengan Dewi Kropi dari negara Tempuru. Watak pribadi Aswatama adalah pemberani, cerdik dan pandai mempergunakan segala macam senjata. Ia mendapat pusaka berupa panah yang sangat sakti dari Drona yang bernama Cundamanik. Ia tewas di tangan para Pandawa.
Merupakan salah 1 dari 100 wayang Kurawa. Ia adalah adik dari Duryudana, tokoh kurawa ini adalah memang asli dan hanya ada dalam pewayangan ciptaan jawa.
Sengkuni
Durna/Drona
Drestarastra
Bisma
Sengkuni merupakan tokoh antagonis, ia merupakan Paman dari para Kurawa dari pihak ibu. Ketika Kurawa berkuasa, ia diangkat sebagai patih.
Sangkuni terkenal sebagai tokoh licik yang selalu menghasut para Korawa agar memusuhi Pandawa. Ia berhasil merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan para Pandawa melalui sebuah permainan dadu.
Memiliki nama lain Bambang Kumbayana, ia adalah putra resi Baratmadya dari Hargajembangan dengan Dewi Kumbini. Ia memiliki istri bernama Dewi Krepi putri dari Prabu Purunggaji dari negara Tempuru.
Keris Cundamanik dan panah Sangkali merupakan pusaka sakti yang dimiliki oleh Durna. Diakhir kisahnya Durna gugur dalam perang Baratayuda saat melawan anak Prabu Drupada, yakni Raden Drestajumna
Ia adalah putra Bawagan Wiyasa Kresnadwipayana raja Astina dengan permaisuri Dewi Ambika. Ia dilahirkan dalam keadaan buta, oleh karena itu ia disebut juga dengan nama Sang kuru. Keturunannya kemudian terkenal dengan sebutan Kurawa.
Drestarastra mempunyai isteri bernama Dewi Gendari. Drestarastra memiliki watak yang tenang dan memiliki pendengaran dan perasaannya sangat tajam dan sangat peka.
Arti kata bisma adalah maha dahsyat, dalam padalangan Bisma disebut juga Dewabrata/Ganggadatta. Ia adalah putra Prabu Santanu, raja negara Astina, dengan Dewi Gangga/Dewi Jahnawi.
Ia memiliki keistimewaan tidak dapat mati ka1au tidak atas kemauan sendiri.
Karna
Burisrawa
Batara Surya
Matswapati
Karna merupakan saudara seibu (Dewi Kunti) dengan Pandawa. Karna memilliki senjata sakti bernama Kunta yang diperoleh dari Batara Indra. Karna telah membunuh Gatotkaca dengan menggunakan panah sakti kuntawijaya dalam perang Baratayuda.
Karna gugur dalam perang Baratayuda setelah lehernya terkena pasopati yang dilakukan oleh Arjuna.
Burisrawa adalah putra Prabu Salya, raja Mandraka/ Mandaraka. Ibunya bernama Dewi Setyawati/Pujawati. Burisrawa memiliki istri bernama Dewi Kiswari putri Prabu Kiswamuka raja negara Cedisekar/Cindekembang dan mereka memiliki putra bernama Arya Kiswara.
Burisrawa berwajah setengah raksasa, gagah perkasa, sombong, senang menurutkan kata hatinya, pendendam, selalu ingin menangnya sendiri, dan banyak membuat keonaran. Burisrawa gugur dalam perang Baratayuda ketika membela Prabu Duryudana sahabatnya oleh tangan Arya Setyaki.
Batara Surya adalah putra Sanghyang Ismaya dengan Dewi Senggani, yang mempunyai saudara sejumlah sembilan orang. Batara Surya mempunyai dua orang isteri kakak beradik, yaitu Dewi Ngruna dan Ngruni yang kemudian menurunkan bangsa kaga/garuda (Dewi Ngruna = Sempati dan Jatayu) dan naga/ular.
Prabu Matswapati ada1ah raja yang bertakhta kerajaan Wirata. Saat muda ia bernama Durgandana merupakan putra dari Prabu Basuketi dan Permaisuri Dewi Yukti.
Ia memiki istri bernama Dewi Rekatawati dan memiliki 4 anak: Seta, Utara, Sangka/Wrasangka, dan Dewi Utari.
Dandangminagsi (Dandang Winangsi)
Lesmana Widagda (Laksmana Widagda)
Narayana
Suryatmaja
Putra Slagahima dari kerajaan Mretani Sesudah Mretani dikalahkan oleh Pandawa bersama-sama dengan kesatriyan Jodipati,
Merupakan Putra dari Prabu Dasarata dari negara Ayudya dengan Dewi Sumitra.
Narayana adalah nama saat muda dari Prabu Kresna. Kresna adalah putra Prabu Basudewa raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahindra. Kresna mempunyai 3 permaisuri, yaitu: Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Setyaboma.
Kresna merupakan titis Hyang Wisnu yang terakhir, Ia merupakan ratu ini Dwarawati dan memiliki beberapa pusaka diantaranya: Senjata Cakra, Kembang Wijayakusuma (dapat menghidupkan kematian diluar takdir), Kaca Paesan (dapat melihat peristiwa yang sedang terjadi atau akan terjadi).
Merupakan putra dari Dewi Kunti, Suryatmaja memiliki sebutan lain yaitu Adipati Karna/Karna.
Karna memilliki senjata sakti bernama Kunta yang diperoleh dari Batara Indra. Karna telah membunuh Gatotkaca dengan menggunakan panah sakti kuntawijaya dalam perang Baratayuda.
Karna gugur dalam perang Baratayuda setelah lehernya terkena pasopati yang dilakukan oleh Arjuna.