WAYANG - WAYANG

Sasra

Sasra

Seta (Praban)

Arya Utara

Wiratsangka (Wratsangka)

Prabu Drupada

Arya Seta adalah putra sulung Prabu Matswapati/ Matsyapati dengan Dewi Rekatawati. Ia merupakan putra mahkota negara Wirata dan bertempat di Cemarasewu. Ia menjadi Senapati Agung Pandawa dalam perang Baratayuda didampingi Arya Utara dan Wretsangka. Ia gugur ditangan Resi Bisma karna lembing pusaka Salukat. Namun sebelumnya ia telah dapat membunuh Rukmarata.

Arya Utara adalah putra Prabu Matswapati dengan Dewi Rekatawati. Salah seorang putra Wirata yang gagah berani. Arya Utara beristrikan Dewi Tirtawati, putri Prabu Tasikraja, raja negara Tasikretna. Arya Utara mempunyai watak tangguh, gagah berani dan memegang teguh rasa keperwiraannya. Utara menjadi sena penjawat bersama dengan Arya Wiratsangka mendampingi resi Seta dan gugur oleh Prabu Salya dalam pertempuran itu.

Wratsangka atau Sangka adalah salah satu putra Prabu Matsyapati, raja kerajaan Wirata. Ia merupakan saudara Seta, Utara, dan Utari. Dalam pewayangan Jawa, Wratsangka tinggal di kediaman Cemaratunggal. Ia beristrikan Dewi Sindusari, putri Prabu Tasikraja dari negara Tasikretna. Dalam Baratayuda, Wratsangka bertugas memimpin barisan sebagai sayap kiri. Akhirnya Wratsangka gugur di tangan Resi Drona karena sebuah senjata bernama Cundamanik.

Drupada / Yadnyasena adalah nama raja Kerajaan Pancala dalam wiracarita Mahabharata. Ia menikahi Dewi Gandawati dan merupakan ayah dari Srikandi dan Drupadi. Saat masih muda ia bersahabat dengan Drona, guru para Pandawa dan Kurawa. Namun Drupada akhirnya tewas di tangan Drona dalam perang besar di Kurukshetra atau Bharatayuddha.

Sentanu Murti

Basudewa

Gunawan Wibisana

Prabu Danapati

Pandawa dan Kurawa merupakan saudara dari Kakek buyut yang sama, yaitu Prabu Sentanu Murti, raja Astina. Suami dari Bethari Gangga.

Prabu Basudewa merupakan putra mahkota negara Matura/Mandura, dan putra dari Prabu Basukunti raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Dayita, putri Prabu Kunti, raja Boja. Basudewa memiliki tiga orang saudara kandung masing-masing bernama Dewi Prita/Dewi Kunti, Arya Prabu Rukma & Arya Ugrasena. Prabu Basudewa memiliki tiga orang permaisuri yaitu Dewi Mahindra, Dewi Mahira, dan Dewi Badrahini, serta memiliki empat orang putra.

Arya Wibisana merupakan saudara termuda Prabu Rahwana yang bertahta pada Kerajaan Alengka. Merupakan satu – satunya yang berwujud manusia dari ketiga saudaranya yang berwujud raksasa yaitu Rahwana, Arya Kumbakarna, dan Dewi Sarpakenaka. Ia adalah titis resi Wisnu Anjali yang sangat bijaksana. Tempat bersemayamnya di kesatriyan Utarapura, terletak di sebelah keraton Alengka bernama Kuntara.

Prabu Danapati atau disebut juga dengan Prabu Danaraja merupakan raja negara Lokapala. Gelar yang diperuntukan bagi Wisrawana saat menjadi raja negara Lokapala. Prabu Danapati merupakan raja yang bersifat sangat halus.

Iramba

Palgunadi

Lesmanamandrakumara

Karna Jangkah

Iramba/ Hyang Ganesa/ Gana adalah putra Batara Guru dengan Dewi Uma. Berwujud raksasa berkepala gajah.

Palgunadi/ Ekalaya adalah raja negara Paranggelung. Ia mempunyai permaisuri bernama Dewi Anggraeni yang cantik jelita dan setia. Namun karna istrinya itu, ia berselisih dengan Arjuna/Palguna sehingga terjadi mala petaka yang tak dapat dihindarkan.

Wisamuka

Parikesit

Bambang Kumbayana

Emban Perbawa

Parikesit merupakan putra Abimanyu dengan Dewi Utari, putri Prabu Matswapati/Durgandana, raja negara Wirata. Ia merupakan anak yatim karna ayahnya gugur di perang Baratayuda. Saat masih bayi ia membunuh Aswatama yang akan membunuhnya hanya karna kaki Parikesit menyentuh Pasopati, sehingga Pasopati meluncur mengenai Aswatama hingga mati. Parikesit diangkat Pandawa sebagai raja Astina dengan gelar Prabu Dwipayana. Ia mempunyai lima permaisuri yaitu Dewi Puyangan, Dewi Gentang, Dewi Satapi/Dewi Tapen, Dewi Impun, dan Dewi Dangan serta berputra delapan yang masing-masing bernama Ramayana dan Pramasta, Dewi Tamioyi, Yudayana dan Dewi Prawasti, Dewi Niyedi, Ramaprawa dan Wara Basanta.

Bambang Kumbayana merupakan nama Resi Drona pada waktu masih muda. Ia merupakan putra sulung resi Baratmadya , pendeta di Hargajembangan, dengan Dewi Kumbini. Ia memiliki adik bernama Bambang Kumbayaka dan Dewi Kumbayani.

Anjara

Rukmarata

Setyaka

Samba

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Patih Suwanda

Krestha Jumeneng

Sucitra

Harya Suman (Sengkuni)

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Arya Sucitra adalah putra Arya Sangara. la merupakan saudara sepupu dengan Bambang Kumbayana/ Durna. Ia adalah kepercayaan dari Prabu Pandudewanata.

Arya Sucitra mempunyai isteri bernama Dewi Gandawati, ia memperoleh 3 orang anak diantaranya: Dewi Drupadi, Dewi Wara Srikandi, Drestadyumna/Trustajumena.

Sengkuni memiliki nama asli adalah Harya Suman, ia merupakan tokoh antagonis, ia merupakan Paman dari para Kurawa dari pihak ibu. Ketika Kurawa berkuasa, ia diangkat  sebagai patih.

Sangkuni terkenal sebagai tokoh licik yang selalu menghasut para Korawa agar memusuhi Pandawa. Ia berhasil merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan para Pandawa melalui sebuah permainan dadu. Ia menggunakan nama Sengkuni semenjak wujudnya berubah menjadi buruk akibat dihajar oleh Patih Gandamana.

Bathari Durga

Dasarata

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.