WAYANG - WAYANG

Rampogan

Rampogan juga disebut Barisan dalam Bahasa Indonesia. Wayang Rampogan biasa tampil dalam susana atau plot cerita dalam sedang genting. Rampogan terdiri dari berbagai makhluk yang sifatnya massal, seperti kuda dan gajah, dan lain-lain.

Rampogan

Pinten

Tangsen

Arya Prabu

Prabu Gandabayu 

Pinten merupakan nama lain dari Nakula saat masih kecil. Pinten dalam pewayangan Jawa (nama tumbuhan yang daunnya dapat digunakan sebagai obat).

Pinten merupakan Putra keempat dari putri Dewi Madrim. Ia terlahir kembar dengan Sahadewa atau Sadewa.

Tangsen merupakan nama lain dari Sadewa saat masih kecil. Merupakan putra dari Pandudewanata dengan Dewi Madrim. Tangsen adalah saudara kembar dari Pinten

Memiliki nama lain (dasanama): Prabu Bismaka, Prabu Wasukunti, Prabu Hirayana. Ia merupakan putra Prabu Basukunti, raja negara Mandum yang ketiga.

Arya Prabu Rukma mempunyai permaisuri bemama Dewi Rumbini dan berputra dua orang yaitu: Dewi Rukmini dan Dewi Rukmana

Prabu Gandabayu adalah raja di negara Pancala, permaisurinya bernama Dewi Gandarini.

Ia memiliki dua putra yaitu: Dewi Gandawati (Putra Sulung) dan Gandamana (Putra Bungsu)

NN

NN

Prabu Citragada

Prabu Citrawirya (Wicitrawirya)

Prabu Citragada merupakan Raja dari Magada, ia merupakan putra dari Prabu Citradarma, dan mempunyai saudara sekandung bemama Dewi Citrawati. Ia memiliki permaisuri bernama Dewi Ambika.

Citrawirya disebut pula dengan nama Wicitrawirya, Ia merupakan putra Prabu Santanu dengan Dewi Durgandini.

Citrawirya kemudian dinobatkan menjadi raja Astina oleh Begawan Santanu menggantikan kakaknya, dan bergelar Prabu Citrawirya.

Pemerintahannya tidak berlangsung lama, ia meninggal dalam usia muda dan meninggalkan seorang janda, Dewi Ambiki. Singgasana kerajaan Astina kemudian diserahkan kepada Wiyasa, putra Dewi Durgandini dengan Begawan Parasara/Resi Palasara.

Arya Prabu (Arya Prabu Rukma)

NN

Anala

Buta Wangan

Di dalam ceritera Jawa terkenal dengan sebutan Arya Prabu atau Arya Prabu Rukma. Memiliki Dasanama(Nama lain) yaitu Prabu Bismaka,Prabu Wasukunti, Prabu Hirayana. Ia adalah putra Prabu Basukunti, raja negara Mandura yang ketiga. 

Arya Prabu Rukma mempunyai permaisuri bemama Dewi Rumbini dan berputra dua orang, yaitu: Dewi Rulanini dan Rukmana. 

Adalah salah satu senapati kera/wanara balatentara Prabu Sugriwa. raja negara Kiskenda. Ayahnya bemama Priambada, dan Anala memiliki bulu berwarna merah. 

Galiyuk

Anila

Anggada

Anggeni

Galiyuk merupakan nama raksasa dalam jagad pewayangan. Dalam pakem wayang, Galiyuk menjadi bala tentara raksasa anak buah dari Cakil, tapi Galiyuk biasanya selalu mendapat giliran di perangkan terakir oleh Dalang.

Anila memiliki wujud kera yang memliki tubuh kecil, pendek, dan gendut, dan memiliki bulu berwarna biru tua. Anila berakal cerdik seperti manusia, dalam kisah pewayangan ia memiliki derajat ksatria. 

Anila diangkat sebagai Patih Kiskenda pada masa pemerintahan Prabu Sugriwa, karena memiliki kesaktian serta kecerdikan. Kera yang berbulu ungu nila ini dianggap sebagai anak Batara Narada, walaupun sebenarnya ia tidak pernah dilahirkan oleh siapa pun. Anila ada karena tercipta oleh kesaktian Batara Guru, dan diakukan sebagai anak Batara Narada.

Anggada adalah Putra dari Rishi Subali dan Dewi Tara. Ia merupakan seorang senapati tentara wanara negara Kiskenda dalam pemerintahan  pamannya bernama Prabu Sugriwa dan seorang sepupu bernama Anoman. 

Setelah dewasa, Anggada bergabung dengan pasukan Vanara dan membantu Sri Rama membebaskan Dewi Shinta dari penjara Prabu Dasamuka di Alenka.

Kapi Anggeni adalah kera kesayangan Batara Agni, itulah sebabnya Kapi Anggeni bisa mengeluarkan panas yang bisa melelehkan apapun. Bentuknya seperti kera berambut api.

Merupakan satu di antara bala tentara Pancawati, ia adalah seekor kera ciptaan Bathara Brama.

Praseksiwanan

Pralemba

Trigangga

Jembawan

Trigangga memiliki nama lain yaitu Trihangga dan Triyangga. Ia merupakan wanara/kera putih hasil perkawinan Anoman dan Dewi Urangrayung.

Merupakan putra dari Resi Pulatstya. Ia berubah menjadi wanara/kera dikarenakan dia terjun kedalam telaga Sumala.

Kresna

Setyaki

Cekel

Narada

Kresna adalah putra Prabu Basudewa raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahindra. Kresna mempunyai 3 permaisuri, yaitu: Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Setyaboma.

Kresna merupakan titis Hyang Wisnu yang terakhir, Ia merupakan ratu ini Dwarawati dan memiliki beberapa pusaka diantaranya: Senjata Cakra, Kembang Wijayakusuma (dapat menghidupkan kematian diluar takdir), Kaca Paesan (dapat melihat peristiwa yang sedang terjadi atau akan terjadi).

Memiliki nama lain Arya Setyaki/Sencaki merupakan putra Prabu Setyajid/Ugrasena raja negara Lesanpura dengan Dewi Sini/Wresini. 

Setyaki rnempunyai pusaka berupa gada yang dibuat dari besi kuning pemberian Dewa.Ia memiliki sifat yang adil dan jujur, dan saat berbicara tegas yang mencerminkan ia seorang prajurit

Sanghyang Narada/Naradda adalah putra Sanghyang Caturkanwaka dengan  Dewi Laksmi, oleh karena itu ia disebut pula dengan nama: Hyang Kanwakaputra/Sanghyang Kanekaputra.

Batara Narada mempunyai permaisuri bernama Dewi Wiyodi, dan memiliki dua putra yaitu: Dewi Kanekawati, dan Batara Malangdewa.

Batara Narada sangat dipatuhi/disuyudi (jawa) oleh siapa saja yang bergaul dengannya, karena keramahannya. Ia sangat alim, pandai dalam segala ilmu pengetahuan, periang, jujur, hatinya hening, pikirannya cerdas, senang bersendagurau,  seorang prajurit dan pandita, sehingga mendapat julukan : resi dan mempunyai paras yang tampan.